Minggu, 06 Oktober 2013

Penetasan Ikan Lele

Budidaya penetasan semua jenis ikan lele sangatlah mudah, namun yang perlu diingat adalah persiapan indukan dan lahan yang akan digunakan. Untuk pemilihan indukan kita bahas secara tersendiri, dan untuk lahan/media bisa menggunakan terpal/deklit yang dibentuk kolam atau menggunakan bak-bak permanen dengan ukuran yang bisa disesuaikan dengan kondisi menyesuaikan kebutuhan, atau jika memiliki lahan yang luas bisa memakai kolam, yang penting adalah terjaga akan kondisi air yang baik/bersih dan terjaga dari hama. Adapun persiapan penetasan ikan lele sebagai berikut : 1. Siapkan media/tempat menetaskan (bak/deklit/terpal/kolam) dengan ukuran minimal 1 meter persegi dengan kondisi bersih dari kuman. 2. Siapkan ijuk yang digapit, dengan ukuran panjang kira-kira 75cm, dengan jumlah menyesuaikan jumlah dan ukuran indukan lele.(jika lele ukuran kira-kira 2 kg, sebaiknya minimal menggunakan 2 buah gapitan ijuk, karena telur dari indukan yang lebih besar maka akan menghasilkan telur yang lebih banyak pula) 3. Pilih indukan yang siap kawin dengan ciri-ciri alat kelamin pejantan dan betina berwarna merah kebiruan dan untuk betina tentunya perut akan kelihatan membesar karena berisi telur-telur. Langkah Penetasan : 1. Media tempat penetasan setelah bersih kemudian diisi air dengan kedalaman/ketinggian air kira-kira 30 s/d 40 cm. 2. Pasang ijuk yang telah digapit dengan ditindih batu agar tidak mengambang 3. Masukkan indukan lele secara perlahan pada sore hari sekitar jam 4 s/d 5 sore dan biarkan sampai pagi hari. Langkah Lanjutan : Setelah semalaman indukan berbaur pada tempat penetasan, maka akan terlihat butiran-butiran telur menempel pada ijuk, dan tentunya telur-telur tersebut sudah dibuahi oleh pejantannya, maka kira-kira jam 7,30 segera angkat dan pindahkan telur yang menempel pada ijuk tersebut pada bak/deklit/kolam yang berisi air bersih pada posisi tenggelam dengan ketinggian air kira-kira 20cm, setelah mulai malam berikutnya akan nampak telur lele bergerak-gerak karena telur mulai menetas. Selama kira-kira 2 sampai 3 hari anak lele akan bertahan hidup dengan memakan sisa-sisa telurnya, dan hari-hari selanjutnya sampai umur 3 minggu anak lele perlu diberi pakan denol (denol adalah sebangsa pelet tetapi sangat lembut, dan denol juga dibagi dua jenis berupa tepung halus dan denol dengan butiran yang lebih besar, dapat dibeli ditempat penjualan pakan ternak), atau bisa diberi pakan cacing sutra. Saya merekomendasikan untuk diberi pakan cacing sutra karena anak lele menjadi sangat sehat dan cepat besar. Setelah berumur 3 minggu anak lele boleh mulai diberi pelet yang paling kecil, namun pemberian pelet hanya sedikit saja karena sifat lele adalah rakus apapun dimakan dan seberapapun dihabiskan hal ini akan menjadi masalah bagi anak lele tersebut karena bisa-bisa perut anak lele menjadi bengkak dan akhirnya mati, tetapi bisa disiasati dengan cara direndam lebih dulu agar pelet lunak dan mengembang agar tidak menjadi masalah jika dimakan anak lele tersebut. Jika menggunakan media sawah, maka pada usia seminggu anak lele bisa langsung dipindahkan pada sawah yang telah dipersiapkan dengan telah diberi pupuk kandang dari ternak puyuh, maka pertumbuhan anak akan lebih cepat dibanding menggunakan deklit. Setelah anak lele berusia 25 hari maka sudah bisa dipanen untuk dijual menjadi bibit lele dengan ukuran 5 s/d 7 cm, atau bahkan lebih tergantung kecocokan media dan ketersediaan pakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar